“Terletak di dataran banjir Sungai Abe, situs ini melestarikan struktur kayu dan peralatan pertanian periode Yayoi dalam kondisi yang luar biasa.”
Reruntuhan Toro (Toro Remains) adalah salah satu situs arkeologi terpenting di Jepang, menawarkan pandangan yang jelas tentang kehidupan pertanian pada Periode Yayoi sekitar 1.800–2.000 tahun yang lalu. Terletak di dataran banjir Sungai Abe, desa ini dengan cepat terkubur oleh lumpur selama banjir kuno berulang kali. Kondisi geografis yang unik ini melestarikan bangunan kayu, peralatan pertanian, peralatan tekstil, dan bahkan jejak sawah kuno dengan sangat jelas—sesuatu yang jarang ditemukan di situs lain di Jepang.
Situs ini secara tidak sengaja ditemukan pada tahun 1943 selama pembangunan fasilitas militer masa perang. Setelah Perang Dunia II, penggalian sistematis skala besar dilakukan secara nasional. Dampak historis dari temuan itu sangat signifikan sehingga secara langsung menyebabkan pendirian Asosiasi Arkeologi Jepang, menandai dimulainya arkeologi pasca-perang modern di Jepang. Saat ini, Toro ditetapkan sebagai Situs Bersejarah Khusus Jepang.
Taman bersejarah ini menampilkan rekonstruksi skala penuh dari:
-
Rumah-rumah lubang
-
Gudang lantai tinggi (Takamikura / Gudang Lantai Tinggi) yang dirancang untuk melindungi beras yang dipanen dari kelembaban dan hama
-
Aula seremonial
-
Sawah yang dipulihkan tempat padi merah Yayoi kuno (aka-mai) masih dibudidayakan
Rekonstruksi ini, bersama dengan ladang terbuka di sekitarnya, menghidupkan gaya hidup penduduk desa Yayoi dengan cara yang jelas dan mudah dipahami.
Di samping reruntuhan adalah Museum Toro Kota Shizuoka, yang menampung lebih dari 775 artefak yang digali yang ditetapkan sebagai Properti Budaya Penting Jepang. Pameran meliputi tembikar, peralatan pertanian kayu, alat tenun, dan barang-barang sehari-hari penduduk desa Yayoi. Lantai pertama menampilkan Ruang Pengalaman Yayoi yang populer, di mana pengunjung dapat mencoba kegiatan langsung sederhana yang terkait dengan kehidupan kuno.
Cara Menuju ke Sana
-
Dari Stasiun JR Shizuoka
-
Bus lokal: kira-kira 10 menit, turun di “Toro Iseki”
-
Taksi: kira-kira 8–10 menit
-
-
Dari Tokyo
-
Tokaido Shinkansen ke Stasiun Shizuoka (~1 jam), lalu naik bus atau taksi
-
-
Taman ini datar, luas, dan nyaman untuk berjalan kaki dan fotografi.
Perjalanan
-
Paling baik dikunjungi dari musim panas hingga awal musim gugur saat sawah yang dipulihkan berwarna hijau cerah.
-
Alokasikan 1,5–2 jam untuk melihat taman arkeologi dan museum.
-
Kenakan sepatu berjalan yang nyaman, terutama setelah hujan, karena tanah mungkin lembek.
-
Museum tutup pada hari Senin—konfirmasikan sebelum berkunjung.
-
Pagi atau siang hari menawarkan cahaya terbaik untuk memotret desa yang direkonstruksi.
Biaya Masuk:
-
Taman Reruntuhan Toro: Gratis (taman arkeologi terbuka)
-
Museum Toro (pameran lantai 2): Sekitar ¥300
-
Lantai 1 Ruang Pengalaman Yayoi: Seringkali gratis
Jam Buka:
-
Taman Reruntuhan Toro: Buka 24 jam
-
Museum Toro: 09:00–16:30
-
Tutup: Hari Senin, sehari setelah hari libur nasional, dan liburan Tahun Baru