“Prang utama terbuat dari laterit. Meskipun telah memburuk seiring waktu, ia masih mempertahankan gaya arsitektur Khmer yang unik yang digunakan dalam pembangunan rumah sakit. Ini adalah pusat pembelajaran sejarah penting bagi wilayah Timur Laut.”

Gu Ka Sem, atau Prang Bueang Kham (Gu Ka Sem or Prang Bueang Kham), adalah salah satu dari kelompok situs kuno penting yang dibangun pada masa pemerintahan Raja Jayavarman VII (sekitar 1181–1218 M), raja besar Kekaisaran Khmer. Sebagai pengikut setia Buddha Mahayana, raja memerintahkan agar prasat (kuil) ini berfungsi tidak hanya sebagai tempat perlindungan agama tetapi secara khusus sebagai Arokayasala (rumah sakit). Itu adalah bagian dari jaringan 102 rumah sakit semacam itu yang dibangun di seluruh kekaisaran untuk memberikan bantuan fisik dan perawatan medis kepada semua subjek.

Gaya Arsitektur dan Komponen

Prang Bueang Kham dibangun dalam gaya arsitektur yang menjadi ciri khas periode Bayon seni Khmer, model standar yang digunakan untuk hampir semua situs Arokayasala. Kompleks ini memiliki tata letak persegi panjang yang berorientasi ke arah timur. Komponen utama meliputi:

  • Prang Utama: Ini adalah struktur pusat, terutama dibangun menggunakan laterit (bahan umum yang mencerminkan program pembangunan yang cepat pada masa itu). Itu menampung garbhagriha (tempat suci) tempat gambar utama diabadikan, diyakini sebagai Buddha yang dilindungi Naga atau Bhaisajyaguru (Buddha Pengobatan), sesuai dengan sistem kepercayaan Buddha Mahayana dari Arokayasala.

  • Gopura: Paviliun pintu masuk utama, terletak di sisi timur. Dindingnya terbuat dari laterit, sedangkan kusen pintu dan jendela dibangun dari batu pasir, yang biasanya menampilkan ukiran yang rumit.

  • Perpustakaan: Struktur laterit tunggal kecil yang terletak di sudut tenggara di dalam dinding penutup. Diduga bahwa bangunan ini digunakan untuk menyimpan teks medis atau kitab suci agama yang berkaitan dengan penyembuhan.

  • Dinding Penutup Laterit: Mengelilingi seluruh kompleks, menentukan batas antara ruang suci dan area fungsional rumah sakit.

Kesenian dan Artefak yang Terkenal

Meskipun kuil saat ini sebagian besar terdiri dari alas dan beberapa sisa dinding, jejak artistik yang ditemukan mengkonfirmasi kemegahannya di masa lalu:

  • Lintel: Artefak yang paling penting ditemukan. Ukiran ambang pintu di Prang Bueang Kham adalah contoh penting dari gaya Bayon, dengan materi pelajaran biasanya berkisar pada narasi Buddha atau epik mitologis. Artefak ini telah dipindahkan dan saat ini dilestarikan di Museum Nasional Phimai.

  • Patung: Fragmen dewa dan patung Buddha telah ditemukan, yang menunjukkan perpaduan keyakinan Hindu dan Buddha Mahayana yang lazim selama era itu, seperti fragmen kepala Bodhisattva dan berbagai potongan dewa.

  • Prasasti: Meskipun tidak selengkap situs lain, penemuan prasasti sangat penting. Ini biasanya mendokumentasikan tujuan pembangunan, dedikasi tanah, dan nama staf yang mengawasi Arokayasala.

Signifikansi sebagai Arokayasala

Gu Ka Sem bukan hanya tempat suci; itu berfungsi sebagai stasiun medis yang ditempatkan secara strategis di sepanjang rute transportasi penting untuk memastikan akses yang adil ke perawatan bagi populasi. Bukti fungsinya termasuk keberadaan baray (waduk besar) yang biasanya terletak di dekat Arokayasala untuk keperluan rumah sakit dan ritual keagamaan.

Mempelajari situs ini, oleh karena itu, merupakan proses ganda—penjelajahan sistem pengobatan dan kesehatan masyarakat Khmer kuno di samping pengembangan arsitekturnya. Ini adalah bukti belas kasih Raja Jayavarman VII, yang berusaha untuk memberikan kesejahteraan spiritual dan fisik kepada rakyatnya.

Prang Bueang Kham adalah peninggalan arsitektur dari periode Bayon dan simbol yang kuat dari "Warisan Belas Kasih," yang mencerminkan keadaan arsitektur, agama, dan manajemen kesehatan masyarakat yang maju dari Kekaisaran Khmer kuno di wilayah timur laut Thailand.


Cara Menuju ke Sana
  • Perjalanan dari kota Nakhon Ratchasima sepanjang Jalan Mittraphap (Jalan Raya No. 2) dan belok ke Jalan Raya No. 226 menuju Distrik Huai Thalaeng. Dari Distrik Huai Thalaeng, ambil rute ke Ban Bueng Kham, ikuti rambu-rambu ke kastil, yang berjarak sekitar 12 kilometer dari distrik. Yang terbaik adalah menggunakan kendaraan pribadi atau mobil sewaan.

Perjalanan
  • Kunjungi di pagi atau sore hari untuk menghindari panas.

  • Situs ini tenang dan damai, cocok untuk menjelajahi dan mengambil foto bersejarah.

  • Karena ini adalah area terbuka, kenakan topi dan kacamata hitam.

  • Kunjungi Museum Nasional Phimai, yang menyimpan artefak yang ditemukan di kuil, termasuk beberapa ambang pintu.


Biaya masuk:

  • Gratis (tidak ada biaya masuk)

Jam buka:

  • Dapat dikunjungi pada siang hari, atau Anda dapat meminta detail lebih lanjut kepada otoritas setempat.

Gu Ka Sem atau Prang Bueang Kham

Bagikan

Desa Khlong Toei, Desa No. 5, Kecamatan Sakaerat, Distrik Pak Thong Chai, Provinsi Nakhon Ratchasima 30150 Map

Daftar 0 ulasan |

Buka sekarang

0

Rekomendasi perjalanan

Kelola perjalanan Anda

Delete

Semua ulasan

(Daftar 0 ulasan)