“Wat Na Phra That adalah kuil kuno yang menjadi simbol Pak Thong Chai. Kuil ini menonjol karena arsitekturnya, yang menggabungkan seni Thailand Tengah dan seni lokal/Lao. Kuil ini juga menyimpan beberapa situs bersejarah penting, seperti chedi, kapel tua, dan perpustakaan tepi air.”

Wat Na Phra That, yang secara lokal dikenal sebagai "Wat Ta Khu," bukan hanya tempat suci tetapi juga pusat sejarah dan arsitektur yang vital bagi distrik Pak Thong Chai di Nakhon Ratchasima. Kuil ini didirikan sekitar tahun 2330 BE (1787 M) selama periode awal Rattanakosin oleh sekelompok migran Lao yang pindah dari Vientiane dan menetap di daerah Korat. Sejarah spesifik ini menghasilkan perpaduan gaya arsitektur Thailand Tengah, Lao, dan lokal yang memukau di kuil ini.

Phra That Chedi yang terletak di depan Ubosot (balai penahbisan) utama memberikan nama kuil ini, "Na Phra That" (di depan stupa). Bentuknya tidak lazim untuk stupa Thailand Tengah, menunjukkan pengaruh yang jelas dari seni Lanna dan Isan (Thailand Timur Laut), menjadikannya landmark unik dan jantung spiritual masyarakat.

Ubosot Tua adalah struktur paling signifikan, mewakili era transisi dalam keahlian Thailand. Fondasinya dibangun dalam gaya "Tok Thong Samphao" yang khas (secara harfiah "perut perahu melorot"), di mana alasnya melengkung ke dalam seperti lambung kapal junk Cina. Gaya ini populer dari akhir Ayutthaya hingga awal periode Rattanakosin dan diyakini dapat meningkatkan stabilitas struktural dan mengurangi dampak getaran. Khususnya, struktur atap Ubosot tidak memiliki chofa, bai raka, dan hang hong (finial dan elemen dekoratif) tradisional, selaras dengan gaya "Preferensi Kerajaan" (Phra Ratcha Niyom) yang disukai selama pemerintahan Raja Rama III, yang menekankan desain sederhana dan fungsional (sering dipengaruhi oleh estetika Tiongkok dan Lao lokal) untuk efisiensi biaya dan daya tahan.

Di dalam Ubosot Tua terdapat beberapa lukisan dinding yang paling utuh dan indah di provinsi ini. Lukisan dinding ini, yang sebagian besar dilukis dengan pigmen tanah di keempat dinding di atas bingkai jendela, menggambarkan narasi inti Buddha, termasuk kisah Jataka (terutama Vessantara Jataka) dan adegan dari kehidupan Buddha. Namun, nilai sejarah sebenarnya terletak pada integrasi kehidupan dan budaya lokal yang mulus. Lukisan dinding menawarkan gambaran yang jelas tentang pakaian, pekerjaan, hiburan, dan kondisi sosial masyarakat Korat-Lao setempat selama awal era Rattanakosin. Mereka juga menampilkan phra bot (spanduk kain Buddha yang dilukis), menampilkan teknik melukis yang mendetail dan halus pada era tersebut.

Ho Trai Klang Nam (Aula Tripitaka di Atas Air) adalah mahakarya lain yang mencerminkan kebijaksanaan leluhur. Struktur kayu Thailand klasik ini berdiri di atas panggung di sebuah kolam kecil. Tujuan utama membangunnya di atas air adalah untuk melindungi manuskrip daun lontar Tripitaka (kanon Buddha) yang tak ternilai harganya dari rayap, semut, dan serangga lainnya—sebuah rekayasa pengendalian iklim dan hama yang jenius. Meskipun bangunan ini secara struktural adalah rumah bergaya Thailand Tengah, beberapa ukiran kayu yang rumit menunjukkan pengaruh seni rakyat Isan. Meskipun tidak lagi secara aktif menyimpan kitab suci kuno, aula tersebut telah dipugar dengan cermat dan sekarang berfungsi sebagai museum kecil yang menampilkan artefak antik kuil, memungkinkan pengunjung untuk mempelajari keahlian generasi masa lalu.


Cara Menuju ke Sana
  • Mobil pribadi: Dari Jalan Raya No. 304 (Korat-Kabin Buri), ketika Anda mencapai Distrik Pak Thong Chai, akan ada belokan kanan ke Jalan Raya No. 2236. Lurus terus sejauh sekitar 4 km. Kuil akan berada di sebelah kanan.

Perjalanan
  • Luangkan waktu 1-2 jam untuk menjelajahi reruntuhan kuno dan lukisan dinding di gereja tua secara menyeluruh.

  • Untuk mengunjungi gereja tua, Anda mungkin perlu menghubungi atau meminta izin dari para biksu yang bertanggung jawab atas kuil, karena kadang-kadang ditutup untuk tujuan konservasi.

  • Suasana kuil yang damai dan tenang menjadikannya tempat yang ideal untuk ziarah dan studi sejarah seni.


Biaya Masuk:

  • Tidak ada biaya masuk (Masuk gratis)

Jam Buka:

  • Buka setiap hari dari pukul 07:00 hingga 18:00 (umumnya selama jam operasional kuil).

Wat Na Phra That

Bagikan

Takhu, Pak Thong Chai, Nakhon Ratchasima, 30150 Map

Daftar 0 ulasan |

Tutup hari ini

Mon7.00 - 18.00
Tue7.00 - 18.00
Wed7.00 - 18.00
Thu7.00 - 18.00
Fri7.00 - 18.00
Sat7.00 - 18.00
Sun7.00 - 18.00

1

Rekomendasi perjalanan

Kelola perjalanan Anda

Delete

Semua ulasan

(Daftar 0 ulasan)

Kunjungan terakhir

Tugu Peringatan Thung Samrit Tugu Peringatan Thung Samrit (Daftar 0 ulasan)
Desa Keramik Dan Kwian Desa Keramik Dan Kwian (Daftar 0 ulasan)