“Salah satu kompleks keagamaan paling utuh dan tertua dalam gaya Lanna, dengan chedi kuno, mural dinding, dan sejarah nasional yang penting.”

Wat Phra That Lampang Luang adalah kuil Buddha kuno yang terletak di Kelurahan Lampang Luang, Kecamatan Ko Kha, Provinsi Lampang. Terletak sekitar 18 kilometer di barat daya pusat kota Lampang, kuil ini berdiri di atas bukit kecil dan dikenal sebagai salah satu kompleks kuil paling lengkap dalam arsitektur Lanna.

Bangunan utama di dalam kuil adalah Chedi Phra That yang dihormati, dapat dicapai melalui tangga naga menuju Gerbang Pratu Khong yang indah. Di balik gerbang ini terdapat Viharn Luang (aula utama), dan dua viharn pendamping yaitu Viharn Nam Taem dan Viharn Ton Kaew. Di sisi barat chedi terdapat Viharn Lavo dan Balai Jejak Kaki Buddha, sedangkan di sisi selatan berdiri Viharn Phra Phuttha dan Ubosot (balai upacara). Semua bangunan ini dikelilingi oleh tembok kaca suci. Di luar dinding selatan terdapat area Sangkhawas, yang mencakup Menara Tripitaka, Kuil Phra Kaew Don Tao, museum, dan kediaman para biksu.

Menurut legenda, pada masa kehidupan Sang Buddha, beliau bersama tiga biksu mengunjungi daerah ini dan menerima persembahan madu dari seorang pria suku Lua bernama Lua Ai Kon. Buddha kemudian memberikan sehelai rambut suci, yang ditempatkan dalam peti emas dan ditanam di bawah tempat yang kini menjadi chedi. Seiring waktu, para raja dari Kerajaan Lampang membangun dan memulihkan kuil ini hingga menjadi seperti sekarang.

Secara historis, Wat Phra That Lampang Luang juga menjadi lokasi penting dalam peperangan di abad ke-18. Pada tahun 1732, saat wilayah ini berada di bawah pengaruh Burma, seorang pahlawan lokal bernama Nan Thip Chang berhasil membunuh panglima musuh di dalam kuil dan mengusir pasukan dari Lamphun. Tanda bekas peluru masih dapat ditemukan di pagar perunggu yang mengelilingi chedi. Nan Thip Chang kemudian dinobatkan sebagai Phraya Sulawalu Chai Songkhram, penguasa Lampang dan leluhur bangsawan wilayah utara.

Wat Phra That Lampang Luang juga terhubung dengan kota kuno Lamphakap Nakhon, dan menurut sejarah, Ratu Chammathewi pernah berziarah dan membantu pemulihannya. Kuil ini terkenal akan keindahan seni arsitektur, ukiran, mural dinding, dan sebagai tempat bersemayamnya Buddha Zamrud yang dihormati oleh umat Buddha di seluruh Thailand.

Gerbang Pratu Khong, dibangun dari batu bata dan plester, memiliki empat sisi dengan atap runcing berlapis dan dihiasi pola bunga serta makhluk mitologis dari Hutan Himmapan. Gerbang ini juga menjadi simbol resmi Provinsi Lampang.

Viharn Luang dan Mandop Phra Chao Lan Thong terletak sebaris dengan gerbang. Chedi utama menggabungkan gaya arsitektur Lanna dan Sri Lanka, dibalut lembaran kuningan berukir rumit yang disebut Thong Chang Ko.

Viharn Nam Taem menyimpan mural kuno bertema cerita Jataka dan patung Buddha perunggu berukuran lebar 45 inci. Viharn Phra Phuttha berisi patung Buddha bergaya Mara Vichai berukuran 40 inci, diakses melalui tangga berbentuk naga dan dihiasi dua patung singa plester besar dari tahun 1788, dibangun saat masa pemerintahan Pangeran Haw Kham Duang Thip.


How to Get There
  • Dengan mobil pribadi: Dari pusat kota Lampang, ikuti Jalan Raya No.11 ke arah selatan. Di kilometer 586, belok ke arah Kantor Distrik Ko Kha, lanjut 2 km dan kemudian belok ke kanan sejauh 1 km lagi menuju kuil.

  • Dengan kereta api: Turun di Stasiun Kereta Lampang. Lanjutkan dengan taksi atau songthaew (angkutan umum lokal), sekitar 30 menit perjalanan.

  • Dengan songthaew: Naik songthaew biru dari sekitar Pasar Aomsin (dekat Bank Tabungan Pemerintah) di pusat kota Lampang langsung menuju kuil.


Perjalanan
  • Waktu terbaik untuk berkunjung: November hingga Februari

  • Kenakan pakaian sopan, menutupi bahu dan lutut

  • Datang pagi hari untuk suasana tenang dan spiritual

  • Waktu terbaik untuk foto: pagi atau sore hari

 


Tiket Masuk:  Gratis

All reviews

(List 0 review)