“Salah satu kuil kuno terpenting di Provinsi Nakhon Ratchasima, dari periode Dvaravati, menyimpan patung Buddha tidur batu pasir terbesar dan tertua di Thailand, yang diperkirakan berusia lebih dari 1.300 tahun.”
Kuil Thammachak Semaram (Wat Thammachak Semaram) terletak di sekitar "Muang Sema" (Kota Kuno Sema), situs bersejarah utama dari periode Dvaravati. Pemukiman kuno ini secara unik dicirikan oleh dua parit dan tembok kota berbentuk oval yang tumpang tindih, menjadikan seluruh area sebagai situs arkeologi yang sangat signifikan untuk sejarah dan seni Buddha. Fokus utama kuil ini adalah gambar "Buddha Tidur", yang secara lokal dikenal sebagai "Ong Por Yai" (Sosok Ayah Agung), yang berfungsi sebagai bukti kuat berkembangnya agama Buddha di wilayah ini lebih dari seribu tahun yang lalu.
Gambar Buddha Tidur ini sangat unik karena dibangun menggunakan banyak potongan batu pasir merah yang dipasang dengan cermat. Ukurannya mencapai 13,30 meter panjangnya dan 2,80 meter tingginya. Gaya patung ini sangat khas Dvaravati, terutama terlihat pada wajah yang agak persegi dan lipatan kecil jubah monastik yang dibuat halus yang disampirkan secara diagonal di seluruh tubuh. Meskipun kepala dan kaki telah mengalami kerusakan seiring waktu, pengunjung masih dapat merasakan skala yang sangat besar dan keyakinan mendalam yang memotivasi pembangunannya sekitar abad Buddhis ke-13 (sekitar abad ke-7 M). Hal ini menjadikannya Buddha tidur batu pasir tertua dan terbesar yang ditemukan di Thailand yang masih terlihat di lokasi aslinya.
Saat ini, Buddha Tidur telah dipugar dan dilestarikan oleh Departemen Seni Rupa, yang membangun tempat berlindung pelindung di atas gambar untuk melindunginya dari kerusakan lingkungan. Di dalam tempat berlindung, jalan kayu mengelilingi Buddha, memungkinkan pengunjung untuk melihat gambar dari dekat dan memeriksa detail perakitan batu pasir. Selain itu, area tepat di depan Buddha Tidur adalah tempat ditemukannya "Dharmachakra (Roda Hukum) dari Batu"—simbol utama Kerajaan Dvaravati. Artefak ini menegaskan bahwa Muang Sema pernah menjadi pusat peradaban Buddha yang makmur.
Selain itu, sebuah "Museum Kecil" telah didirikan di halaman kuil untuk memamerkan berbagai artefak yang digali dari Muang Sema dan daerah sekitarnya. Pameran ini mencakup (bagian dari) Dharmachakra sebenarnya dari batu, pecahan gambar Buddha, dan benda-benda rumah tangga kuno. Mengunjungi museum ini penting untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif tentang konteks sejarah dan budaya kuil dan kota kuno. Lokasi kuil di atas gundukan tanah tinggi juga menawarkan pemandangan luas lanskap sekitarnya, menyoroti topografi strategis dan diinginkan untuk permukiman kuno.
Cara Menuju ke Sana
-
Mobil pribadi: Dari kota Nakhon Ratchasima, ambil Jalan Mittraphap (Jalan Raya 2) menuju Distrik Sung Noen. Belok kiri ke Jalan 2243 menuju Sema. Kuil ini terletak di Ban Khlong Khwang.
-
Bus: Naik bus menuju Distrik Sung Noen dan kemudian naik bus lokal ke kuil.
Perjalanan
-
Kunjungi museum kuil untuk mempelajari tentang sejarah Mueang Sema dan artefak penting, seperti Batu Dharmachakra.
-
Harap berpakaian sopan saat mengunjungi kuil.
-
Penduduk setempat sering datang untuk berdoa kepada Buddha Tidur (Phra Yai) untuk kesuksesan dalam karir mereka. Tanyakan kepada staf atau penduduk desa setempat tentang metode penyembahan.
-
Setiap bulan Juli, ada "Festival Penyembahan Buddha Tidur," yang menampilkan kegiatan dan tradisi lokal.
Biaya Masuk:
- Tidak ada biaya masuk (masuk gratis)
Jam Buka:
- Buka setiap hari dari pukul 7:00 hingga 17:00.