Dzong Paro Rinpung, atau Rinchen Pung Dzong, secara harfiah berarti “Benteng di atas Tumpukan Permata”. Ini adalah dzong-biara penting yang terletak di tengah Lembah Paro, Bhutan. Legenda mengatakan bahwa pada abad ke-8, Guru Padmasambhava pernah mengunjungi tempat ini dan menamai tebing tersebut “Rinpung Drak”, atau “Tebing Tumpukan Permata”.

Struktur saat ini dibangun pada tahun 1644 oleh Ngawang Namgyal, Zhabdrung Rinpoche pertama sekaligus penyatu Bhutan. Ia merobohkan benteng lama dan membangun dzong batu yang lebih besar dan kokoh untuk melindungi lembah dari invasi Tibet. Dzong ini selesai dibangun dan didedikasikan pada tahun 1646.

Pada abad ke-17 hingga ke-18, dzong ini berperan penting sebagai benteng pertahanan Lembah Paro dari berbagai serangan. Saat ini, dzong masih aktif digunakan sebagai pusat administrasi Paro dan biara utama dengan lebih dari 200 biksu yang menetap. Dzong ini juga tercantum dalam Daftar Sementara Warisan Dunia UNESCO.

Arsitektur:
Rinchen Pung Dzong adalah contoh arsitektur tradisional Bhutan yang dibangun tanpa paku. Dinding tinggi yang miring terbuat dari batu dan bata, dicat putih, kontras dengan struktur kayu gelap.

• Menara Pusat (Utse): Tinggi lima lantai, menampung kuil dan tempat suci utama

• Ukiran Kayu dan Mural: Ukiran dan lukisan dinding yang halus, mewakili keterampilan seni tertinggi Bhutan

• Halaman: Beberapa halaman luas digunakan untuk upacara keagamaan dan festival; halaman terbesar digunakan untuk Festival Paro Tshechu tahunan

Yang Bisa Dilihat:

• Jembatan Nyamai Zam: Jembatan kayu tradisional melintang Sungai Paro, populer untuk pemandangan dan fotografi

• Halaman dan Kuil: Mengagumi mural dan patung yang menampilkan ajaran Buddha dan sejarah Bhutan

• Pemandangan Panorama: Pemandangan menakjubkan Lembah Paro, gunung sekitarnya, dan sungai di bawah

• Festival Paro Tshechu: Diadakan setiap Maret–April, dengan tarian topeng tradisional oleh biksu; pada hari terakhir ditampilkan Thangka suci besar (Thondrol)

• Lokasi Film: Dzong ini digunakan sebagai lokasi syuting film Little Buddha (1993) yang disutradarai Bernardo Bertolucci

Dapat ditempuh dengan mobil dari Bandara Paro (sekitar 10 menit) atau dari pusat kota Paro melalui jalan lokal. Tur biasanya menyertakan transportasi dari bandara atau hotel.

• Waktu terbaik: kunjungi saat Festival Paro Tshechu (Maret–April)

• Bawa kamera untuk mengambil foto dzong dan pemandangan panorama

• Kenakan pakaian sopan saat memasuki area biara

Biaya Masuk:

• Wisatawan asing: Nu. 1000 (sekitar USD 12)

• Warga negara SAARC: Nu. 300

• Anak-anak kecil dan warga Bhutan: Gratis

Jam Buka:

• Buka setiap hari, pukul 09:00–17:00 (dapat berubah saat festival)